Selasa, 09 Desember 2014

Mama, ajari aku mencintaiNya...

Pagi ini gadis kecil itu membuka matanya di tempat dan ruang yang berbeda, lama dia termenung, menoleh pada sudut kamar kos, dihati kecil terbesit tanya "Mana mamaku? Mamaku mana?", tangisanpun pecah.. Sejenak menghela nafas dan berkata "Hello Naila! Life must go on!! Ini kota barumu! Wujudkan mimpimu, mimpi untuk mengenakan toga dan mama berdiri bangga disampingmu".
Ini hariku, hari pertama, kedua, ketiga, bulan pertama, bulan kedua, bulan ketiga, tahun pertama, tahun kedua, tahun ketiga, iyaaa... hari-hariku tak seindah dalam benak mereka! Mungkin yang mama tau adalah putri bungsunya itu kuliah dalam keadaan baik-baik saja, karena itulah yang hanya pantas diketahui mama. Ada kalanya Naila kecil itu harus menangis dalam diam, harus bertahan dalam lelah, harus kuat dalam sikap lemah, dia belum boleh menyerah SEBELUM MENGENAKAN TOGA!
Naila? satu kalimat yang mungkin bisa menggambarkannya adalah "gadis cengeng manja yang tak kunjung dewasa!"
Lamaaaaaa dia terdiam, satu kata mungkin "JENUH!!", Kota ini terlalu membosankan! Kampus ini terlalu memuakkan! "Tugas? Belajar?", ahhhh... Ini semua semua terlalu melelahkan! Lihatlah disini hanya ada mereka yang sedang sibuk dengan semua urusan mereka. Waktu memperkenalkan Naila polos itu pada kehidupan yang tak pernah dia kenal sebelumnya.
Kehidupan di kota ini terlalu membawa Naila hanyut dalam dunia gila, layaknya remaja seumuran Naila, yang hobi menghabiskan banyak waktu untuk hal yang sia-sia saja.. bahkan itu semua mengubah keimanannya, Naila Zalkiatis Salma, nama terindah dari ayahnya, kini benar-benar telah kehilangan jati diri! Gadis labil itu telah sibuk dengan dunianya, telah sibuk denga hura-huranya, sibuk dengan teman-temannya, sibuk menghabiskan waktu yang tak menentu, sampai dia lupa ada Tuhan yang merindukannya, ada mama yang selalu ingin mendengar kabar gembira darinya..
Pada suatu malam, layaknya malam-malam weekend lainnya yang selalu dia habiskan untuk berdua dengan mamanya meski lewat telepon genggamanya saja.. Hpnya berdering, satu panggilan dari mamanya, tidak terlihat wajah senang dari raut wajahnya, tak ada pula pancaran aura kerinduan pada mamanya.. yaa, di HPnya tertulis 5 panggilan tidak terjawab. Lihatlah dia masih saja sibuk dengan dandanannya untuk pergi bermalam mingu dengan teman-teman gilanya. Dari kejauhan sana, ada wanita luar biasa yang menunggunya untuk sekedar diangkat teleponnya. Mama mana yang tidak ingin melepaskan rindu pada anaknya, dibenak mamanya masih saja tersimpan sejuta fikiran positif "Mungkin Naila sedang sibuk mengerjakan tugas-tugasnya, atau Naila telah tertidur karena hari-hari lelahnya".
Pagi ini, Minggu. Naila bahkan lupa dengan sholat subuhnya, Hpnya berdering kembali. Suara deringan telepon dari mamanya itu membangunkannya dari tidur "Hallo ma", mamanya terheran-heran Naila yang biasanya mengangkat telepon dengan kalimat "Hallo Assalamu'alaikum ma", kini telah melupakan salamnya.
Dunia kelam itu benar-benar telah menjerumuskan Naila yang baik dan soleha itu. Suatu hari, teman-temannya satu per satu beranjak pergi, lama Naila termenung menjalani hari-hari dengan kesendiriannya. Semua hal terasa begitu asing baginya. Pagi ini Naila masih bangun dengan perasaan "Ada yang hilang dalam dirinya", menoleh pada sudut dinding kamarnya, merasakan ketakutan yang tak terhingga, bertanya dalam hatinya sendiri "Apa yang hilang dalam dirinya?", bergegas saja ia berwudhu, mengerjakan sholat sunah 2 rakaat yang telah lama sekali enggan dikerjakannya, mendekap erat al-qur'an terjemahannya. Kesekian kalinya dia bertanya "Apa yang hilang dalam diriku?", mencoba melangkah menuju kampusnya pagi ini. iyaaa... "HIDUPNYA BERUBAH", menoleh pada sudut-sudut kelas, memandangi warna-warna dikelasnya, gadis kecil yang ceria itu kini telah menjadi putri murung yang sibuk dengan buku motivasi. Pulang ke kamarnya lagi, dan menangis lagi, masih dengan rasa "ada yang hilang dalam dirinya". Ketidaktenangan itu membawanya kembali pada pangkuan mamanya, menelepon mamanya lama, menceritakan semua yang dia rasakan, dengan suara iba mamanya memnjawab "Anakku, gadis kecil mama. Tuhan tak pernah membencimu, hanya saja selama ini kamu yang beranjak menjauh darinya, wajar saja jika Dia lebih jauh lagi. Anakku berhentilah menangis, bergegaslah untuk sholat Taubat, dan perbanyaklah zikirmu, ingatlah Tuhan benar-benar sedang merindukanmu, kembalilah padaNya, cintailah Dia melebihi cintamu pada dirimu sendiri, jadilah anak yang soleha putriku, semua yang kau miliki didunia ini adalah suatu ketidakkekalan, kau tau hanya ada satu Dzat saja yang kekal, iyaa.. itu Allah putriku", sejumlah untaian kata dari mama itu benar-benar melegakan gadis kecil dalam kebimbangan yang besar itu. Hari demi harinya, dia coba untuk menjalani dengan mendekat pada Ilaihi kembali, Tuhan selalu mebangunkannya disepertiga malamnya lewat mimpi buruk untuk berdua dalam waktu yang lama antara dia dan Tuhannya saja..
Kini.. Gadis kecil itu benar-benar telah kembali dengan hidupnya, tak pernah terlihat lisannya tidak melafazkan zikir pada Tuhannya, ketenangan hakiki sudah dia dapatkan, satu kata terindah untuk mama yang luar biasa "Ma, terima kasih sudah mengajarkan Naila untuk mencintaiNya" :)

1 komentar: